Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

Tik tik tik … terdengar suara keyboard komputer diketik dengan cekatan oleh seorang gadis fresh graduate lulusan dari Sorbone University, Paris, ia lulus S2 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Enam bulan yang lalu gadis itu menjadi pegawai baru disebuah perusahaan manufaktur ternama di Indonesia yaitu PT Negeri di atas Awan . Karena melihat background pendidikannya ia langsung dipercayakan untuk menempati posisi Finance Accounting di perusahaan tersebut setelah menjalani training selama tiga bulan. Sebut saja Lia, ia sudah enam bulan kembali ke Indonesia dan tinggal di Jakarta Selatan . Sedari kecil kehidupan Lia begitu mewah, baginya fashion adalah jiwanya dan uang adalah segalanya, hal itu semakin terlihat ketika ia menjadi mahasiswi dan tinggal di Kota Paris yang terkenal dengan fashion luar biasa. Saat kembali ke Indonesia, ia diarahkan untuk bekerja di perusahaan milik sahabat ayahnya.

Hari itu Senin 21 Maret 2020 ayah dan ibu Lia mengalami kecelakaan mobil, hingga menyebabkan salah satu dari keduanya meninggal dunia, sejak saat itu Lia tinggal bersama ibunya yang lumpuh akibat dari kecelakaan tersebut, kehidupannya berubah drastis ia harus benar-benar bisa mengelola keuangan untuk kehidupan yang akan datang. Namun hal itu tak pernah direalisasikan, ia terus bersama dengan kehidupan yang mewah. “Hidup tanpa uang bukan hidup namanya” Ucap Lia. Dalam beberapa bulan belakangan ini Lia begitu sulit mengelola keuangan, apalagi iya hanya memiliki seorang ibu yang begitu iya sayang. “Mah, akan ku lakukan apapun untuk bisa membahagiakan mamah, karena aku cuman punya mamah sekarang” gumam Lia saat melihat ibunya menonton TV. Meskipun Lia adalah anak yang boros tapi iya begitu menyayangi ibunya.

Hari ini tepat 1 Tahun Lia menjadi wanita karir, keterampilannya dalam menganalisis laporan keuangan membuat ia begitu mudah menyelesaikan laporan tersebut, hari berlalu , bulan demi bulan ia lewati.

“Selamat Siang, apakah saya berbicara dengan Ibu Lia ? “

“Siang, iya dengan saya sendiri, apakah ada yang bisa saya bantu?”

“Baik ibu, saya dokter Stefany spesialis saraf, mengenai kelumpuhan nyonya Tuti (Ibunya Lia) setelah kembali di ronsen, ada beberapa saraf terjepit akibat dari kecelakaan hingga menyebabkan kelumpuhan itu lama untuk disembuhkan. Jika ibu berkenan Nyonya Tuti bisa dirujuk ke rumah sakit Jerman untuk dioperasi. Namun biaya yang dibutuhkan lumayan banyak. Kira-kira apakah ibu bersedia ?”

“Baik dok, saya bersedia akan saya penuhi. Semoga ibu saya bisa kembali berjalan” ucap Lia tanpa piker panjang dan mata berkaca-kaca.

Semenjak hari itu Lia berusaha untuk mengumpulkan uang dan menjual beberapa asetnya, namun tetap saja jika di kalkulasikan keuangannya masih belum cukup. Lia pun putus asa dan mengambil jalan yang singkat yaitu dengan memanipulasi laporan keuangan perusahaan.

“maafin Lia ya Allah… Lia harap ini yang pertama dan terakhir” Ucapnya dalam hati.

Tiga bulan berlalu, ibu Tuti sudah mulai bisa menggerakan kakinya walau belum bisa sepenuhnya berjalan. Lia begitu senang “Mah, mama udah sehat. Nanti kalau udah bisa jalan Lia bakal ajak liburan ke Eropa” Sambil memeluk ibunya. Meskipun kehidupannya membaik namun tetap saja Lia tidak bisa mengurungkan keborosan yang ada pada dirinya. Karena merasa aman dan bisa memanipulasi laporan keuangan iapun sering melakukan hal tersebut, namun untuk kali ini jauh lebih besar skalanya , ia menjadi provokasi pada pegawai lain untuk mengambil keuntungan pribadi atas asset perusahaan, jelas Lia pun juga ikut mendapat keuntungan.

Tepat di akhir periode 2025 karena melihat kejanggalan dari asset perusahaan tim audit dari pemerintahpun turun tangan dan semua itu terbongkar atas anggaran yang membengkak namun pengeluaran dengan hasil yang tak wajar, ditambah dengan dilihatnya fasilitas mesin yang terlihat tua tanpa perbaikan serta indeks market yang tidak berkembang. Hal ini membuat Lia jadi tersangka kasus korupsi sehingga hampir membuat perusahaan bangkrut. Kini Lia pun mendekam dipenjara dan harus mengganti rugi asset perusahaan yang ia gunakan.

Pada kisah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa unsur manusia baik dalam sinergi kuantitas maupun kualitas sangat berpengaruh bagi jalannya pengendalian manajemen . Dalam sebuah manajemen terdapat enam unsur yaitu Man, Money, Material, Machine, Method, dan Market . sebuah manajemen yang baik dimulai dari kelengkapan unsur. Apabila salah satu unsur tersebut hilang atau rusak maka manajemen dalam suatu perusahaan akan tidak teratur dan berpotensi mengalami kegagalan dalam pengelolaan serta berpengaruh pada unsur lainnya.